Monday, 4 January 2016

thumbnail

konservasi sumber daya lahan tugaas kuliah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Konservasi tanah mempunyai arti luas dan sempit dimana konservasi tanah dalam arti luas  adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan kosenvasi tanah dalam arti sempit adalah upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada  sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat sekali, berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
            Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan, Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah.
Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan. Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupa hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahanbahan dari limbah industri/pertanian.
Sekarang ini konservasi alam menjadi kegiatan penting karena kerusakan sumber daya alam akibat pencemaran semakin marak terjadi. Baik berupa pencemaran yang diakibatkan oleh penebangan liar yang dilakukan masyarakat sekitar, sampai adanya erosi dari lahan pertanian akibat topografinya yang curam, serta kegiatan lainnya yang dapat mencemari kealamian hutan tersebut. Dan menurut Alibasyah (1996) bentuk degradasi tanah yang terpenting di Kawasan Asia antara lain adalah adanya erosi tanah, degradasi sifat kimia berupa penurunan bahan organik tanah dan pencucian unsur hara. Degradasi tanah akibat erosi permukaan telah berlangsung sangat intensif dan meluas di Indonesia terutama di wilayah perkotaan pada lahan dengan perubahan ulang.





2.1      Rumusan Masalah
·         Pengertian erosi dan penyebab terjadinya .
·         Apa penyebab kerusakan lahan di desa Meunasah Dayah Kec. Kota Juang.
·         Pengertian hidrologi dan permasalahannya .
·         Bagaimana cara mengatasi kerusakan lahan yang terjadi di desa Meunasah Dayah Kec. Kota Juang.

3.1      Tujuan Penelitian
·         Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan lahan yang terjadi di desa Meunasah Dayah Kec. Kota Juang.
·         Untuk memenuhi tugas kuliah pelajaran konservasi sumber daya lahan.

4.1      Manfaat Penelitian
·         Memiliki gambaran jelas dengan keadaan dan kondisi lahan
·         Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul dilahan, sekaligus mencari solusi untuk pemecahannya
·         Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan pemeliharaan lahan dan perbaikan  pada tahap berikutnya



5.1      Ruang Lingkup
Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumberdaya alam yang mempunyai pengaruh langsung dan kelanjutan bagi pengguna pertanian. Informasi bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk penggunaan lahan dan jenis tanah tanaman yang diusahakan (Sitorus, 1995), factor-faktor topografi (ketinggian, panjang dan derajat lereng, posisi pada bentang lahan) dapat berpengaruh tidak langsung pada penggunaan lahan bagi usaha pertanian.
Evaluasi lahan mempertimbangkan kemugkinan penggunaan dan faktor pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahakan informasi-informasi yang cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bntuk-bentuk yang dapat di gunakan para praktisi seperti petani, para ilmuwan yang mempertanyakan kemungkinan untuk menanam jenis tanaman tertentu, atau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknisan (Worosuprojdo.S. 1989).
Kemampuan lahan yang tinggi diharapkan berpotensi besar dalam berbagai penggunaan, yang memungkinkan penggunan ynag intensif yang berbagai macam kegiatan. Sistem tersebut mengelompokkan lahan kedalam sejumlah kecil kategori yang diurutkan menurut faktor penghambat dan sejumlah cirri-ciri tanah serta lingkungan lainnya.
Kesesuaian lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976) kelas kesesuian lahan suatu arela dapat saja berbeda tergantung pada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija, jagung dan sebagainya, sedangkan evaluasi kemampuan lahan umumnya ditujukan untuk penggunaan yang lebih umum seperti penggunaan untuk pertanian, pemungkinan, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan sebagainya.
USDA mengelompokkan system kalsifikasi lahan melalui interpretasi yang dibuat terutama untuk pertanian. Pengelompokan lahan yang dapat digarap menurut potensi dan penghambatnya untuk dapat berproduksi secara lestari, yang mendasarkan pada faktor-faktor penghambat dan potensi bahaya lainang masih dapat di terima dalam klasifikasi lahan (Bibby dan Mackney dalam Sitorus, 1995).











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Pustaka
Lahan digunakan sebagai media untuk memulai perencanaan. Setiap lahan mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. Ada lahan yang bisa ditanami tamanan yang dapat berproduksi dengan kualitas terbaik. Ada lahan yang difungsikan sebagai jalanan, permukiman, kebun dan ada juga lahan yang tidak bisa ditanami karena kandungan tanahnya. Maka setiap lahan mempunyai kemampuan untuk keberlanjutan kedepannya.
Kampuan suatu lahan dapat mempengaruhi harga, dan kedepannya akan terjadi persaingan harga lahan (ekonomi lahan). Dan perusahaan, individu atapun lembaga yang mempunyai kepentingan terhadap lahan akan membayar lebih untuk suatu tempat dari pada memilih tempat yang lain. Suatu tempat ataupun lahan mungkin sangat diinginkan karena sumber daya mineral, kualitas tanah, pasokan air, iklim, topografi, lingkungan menyenangkan, baik akses input ataupun output, penawaran tenaga kerja dan sebagainya. Namun penggunaan lahan diatur melalui sistem harga.



a.                  Terminologi Evaluasi Lahan
Pada dasarnya definisinya : tanah dan lahan
1.           Definisi Tanah
a.      Menurut Ensiklopedi Indonesia, tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
b.     Menurut Marbut (ahli tanah Amerika Serikat), tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.
2.         Definisi Lahan
Lahan yaitu lingkungan fisik yang tediri dari iklim, relief, air, vegetasi serta benda-benda yang diatasnya termasud didalamnya hasil kegitan manusia masa lalu dan masa sekarang.

3.         Definisi
Evaluasi lahan menurut FAO, 1976 yaitu proses penilaian penampilan lahan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survay serta studi betuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan.
Melakukan evaluasi dan monitoring terlahan penggunaan lahan sangat penting, apalagi ketika lahan itu sedang direncanakan dan sedang dalam proses pengerjaan. Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu; (1) secara langsung, dan (2) secara tidak langsung. Evaluasi lahan secara langsung dapat dilakukan melalui percobaan-percobaan dengan cara menanam tanaman, atau membangun jalan, untuk melihat apa perubahan yang terjadi. evaluasi lahan secara langsung bersifat sangat terbatas jika tidak disertai dengan pengumpulan data yang cukup. Oleh karena itu sebagian besar evaluasi lahan dilakukan secara tidak langsung. Melalui evaluasi lahan secara tidak langsung, diasumsikan bahwa tanah tertentu dengan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu lokasi akan mempengaruhi keberhasilan jenis penggunaan lahan tertentu. Keadaan ini dapat diprediksi, karena kualitas lahan dapat dideduksi dari hasil pengamatan ciri lahan tersebut.

4.         Klasifikasi kemampuan lahan
Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak digunakan adalah sistem USDA yang dikemukakan dalam Agricultural Handbook No. 210 (Klingebiel dan Montgomery, 1961). Sistem ini mengenal tiga kategori yaitu klas, subkelas, dan unit. Penggolongan ke dalam klas, subkelas dan unit berdasar atas kemam­puan lahan tersebut untuk produksi pertanian secara umum tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang.

5.         Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan menurut metode FAO (1976) dapat dipakai untuk klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif maupun kualitatif, tergantung dari data yang tersedia.
a.          Kesesuaian lahan kuantitatif adalah kesesuaian lahan yang ditentukan berdasar atas penilaian karakteristik (kualitas) lahan secara kuantitatif (dengan angka-angka) dan biasanya dilakukan juga perhitungan-perhitungan ekonomi (biaya dan pendapatan). dengan memperhatikan aspek pengolahan dan produktivitas lahan.
b.          Kesesuaian lahan kualitatif adalah kesesuaian lahan yang ditentukan berdasar atas penilaian karakteristik (kualitas) lahan secara kualitatif (tidak dengan angka-angka) dan tidak ada per hitungan-perhitungan ekonomi. Biasanya dilakukan dengan cara memadankan (membandingkan) kriteria masing-masing kelas kesesuaian lahan dengan karakteristik (kualitas) lahan yang dimilikinya. Kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik kualitas lahan) yang merupakan faktor penghambat terberat.

b.                 Batasan dan Ruang Lingkup Evaluasi Lahan
Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumberdaya alam yang mempunyai pengaruh langsung dan kelanjutan bagi pengguna pertanian. Informasi bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk penggunaan lahan dan jenis tanah tanaman yang diusahakan (Sitorus, 1995), factor-faktor topografi (ketinggian, panjang dan derajat lereng, posisi pada bentang lahan) dapat berpengaruh tidak langsung pada penggunaan lahan bagi usaha pertanian.
Evaluasi lahan mempertimbangkan kemugkinan penggunaan dan faktor pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahakan informasi-informasi yang cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bntuk-bentuk yang dapat di gunakan para praktisi seperti petani, para ilmuwan yang mempertanyakan kemungkinan untuk menanam jenis tanaman tertentu, atau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknisan (Worosuprojdo.S. 1989).
Kemampuan lahan yang tinggi diharapkan berpotensi besar dalam berbagai penggunaan, yang memungkinkan penggunan ynag intensif yang berbagai macam kegiatan. Sistem tersebut mengelompokkan lahan kedalam sejumlah kecil kategori yang diurutkan menurut faktor penghambat dan sejumlah cirri-ciri tanah serta lingkungan lainnya.
Kesesuaian lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976) kelas kesesuian lahan suatu arela dapat saja berbeda tergantung pada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija, jagung dan sebagainya, sedangkan evaluasi kemampuan lahan umumnya ditujukan untuk penggunaan yang lebih umum seperti penggunaan untuk pertanian, pemungkinan, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan sebagainya.
USDA mengelompkkan system kalsifikasi lahan melalui interpretasi yang dibuat terutama untuk pertanian. Pengelompokan lahan yang dapat digarap menurut potensi dan penghambatnya untuk dapat berproduksi secara lestari, yang mendasarkan pada faktor-faktor penghambat dan potensi bahaya lainang masih dapat di terima dalam klasifikasi lahan (Bibby dan Mackney dalam Sitorus, 1995).



2.2 Pengertian Erosi
Erosi merupakan proses pengikisan tanah yang kemudian diangkut dari suatu tempat ke tempat lain oleh tenaga seperti: air, gelombang atau arus laut, angin, dan gletser. Ada dua jenis utama erosi yaitu erosi normal/geologi dan erosi yang dipercepat.
Erosi Normal yaitu proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan vegetasi alami. Proses erosi ini berlangsung sangat lama dan proses ini yang menyebabkan kenampakan topografi yang terlihat sekarang ini, seperti: tebing, lembah, dan sebagainya.
Sedangkan Erosi Dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah. Menurut bentuknya erosi dibedakan menjadi: erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, longsor, dan erosi internal. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi erosi adalah iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, tanah, dan manusia.

2.3 Jenis-Jenis Erosi Tanah
Jenis erosi tanah dikategorikan berdasarkan agen yang memicu erosi. Berikut dibawah ini adalah 4 jenis utama erosi tanah:
Ø Erosi Air : Erosi air sering terlihat di banyak bagian dunia. Aliran air adalah penyebab erosi tanah yang paling umum. Ini meliputi sungai yang mengikis daerah aliran sungai, air hujan yang mengikis berbagai bentang alam,
serta gelombang laut yang mengikis wilayah pesisir. Air mengikis dan mengangkut partikel tanah dari ketinggian yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Ø Erosi Angin : Erosi angin biasa terjadi di tempat kering dimana angin kencang melewati berbagai bentang alam, melonggarkan partikel tanah, yang kemudian terkikis dan terangkut oleh angin kencang tersebut. Contoh struktur yang terbentuk secara alami oleh erosi angin adalah batu jamur, yang biasa ditemukan di padang pasir.
Ø Erosi Glasial : Erosi glasial adalah erosi yang disebabkan es. Erosi glasial ini biasa terjadi di daerah dingin yang tinggi. Ketika tanah bersentuhan dengan es yang bergerak, tanah menempel pada dasar gletser tersebut. Tanah yang menempel itu diangkut oleh gletser, dan ketika gletser mulai mencair tanah yang diangkut tersebut tertinggal di jalur bongkahan es bergerak tersebut.
Ø Erosi Gravitasi : Meskipun erosi gravitasi tidak umum seperti erosi air, erosi ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada alam, serta struktur-struktur buatan manusia. Pada dasarnya erosi gravitasi adalah gerakan massa tanah yang diakibatkan oleh gaya gravitasi. Contoh terbaik untuk erosi gravitasi adalah tanah longsor.
2.4 Apa Penyebab Erosi Tanah?
Tidak ada penyebab utama erosi tanah, proses erosi tanah melibatkan banyak faktor, beberapa disebabkan oleh alam dan beberapa disebabkan oleh manusia 


2.4.1 Erosi Tanah Disebabkan Ulah Manusia 
Exploitasi alam yang dilakukan oleh manusia merupakan salah satu penyebab erosi tanah, yang terus meningkat selama satu dekade terakhir ini.  Aktivitas manusia, seperti sistem pertanian yang buruk, deforestasi atau penggundulan hutan, pembukaan lahan untuk keperluan pertanian & konstruksi, konstruksi bendungan & pengalihan alur sungai, serta penambangan hanyalah sebagian dari berbagai aktivitas manusia yang secara langsung atau tidak langsung merusak alam, sehingga membuat alam lebih rentan terhadap erosi. 


2.5 Penyebab-Penyebab Alami Erosi Tanah 
2.5.1 Kemiringan lereng 
Kemiringan lereng adalah faktor penting dalam erosi tanah. Lebih curam kemiringannya, lebih tinggi kemungkinan terjadi erosi. Faktor ini memiliki peran penting dalam erosi air, erosi glasial, dan erosi gravitasi.

2.5.2 Karakteristik Tanah 
Kerentanan tanah terhadap erosi juga bergantung pada karakteristik fisik dan kimiawi tanah tersebut. Jenis tanah berbeda memiliki karakteristik yang berbeda juga. Tekstur, struktur, kemampuan retensi air, dll memiliki peran penting dalam menentukan apakah tanah rentan terhadap erosi. Faktor ini berpengaruh pada semua jenis erosi yang telah disebutkan diatas.

2.5.3 Aliran air 
Siklus hidrologi terutama aliran di permukaan dan aliran bawah tanah memainkan peran penting dalam erosi tanah. Variasi dalam kecepatan dan jenis aliran mempengaruhi gradien erosi tanah. Faktor ini mempengaruhi erosi air dan terkadang erosi glasial.

2.5.4 Iklim 
Iklim menentukan tingkat curah hujan dan kecepatan angin. Curah hujan yang lebih tinggi berarti meningkatnya aliran air di permukaan, meningkatnya aliran air berarti daerah lebih rawan terhadap erosi. Demikian pula kecepatan angin yang lebih tinggi menyebabkan daerah lebih rentan terhadap erosi. Faktor iklim mempengaruhi erosi angin dan erosi air.

2.6 Dampak Erosi Tanah
Erosi tanah menyebabkan terbentuknya struktur topologi baru karena perpindahan partikel tanah. Vegetasi daerah terpengaruh akibat terjadinya erosi tanah, karena tanah menjadi lebih lapuk sehingga produktivitas dan kesuburan lahan menjadi berkurang. Kadar air dan mineral juga berkurang sehingga sulit dilakukan aktivitas pertanian pada lahan.
Selain itu erosi tanah juga dapat memakan korban jiwa, seperti tanah longsor yang mungkin menimpa salah satu dari kita.  Semua proses geografis yang terjadi di bumi ini semuanya saling berkaitan, dan sedikit perubahan pada satu faktor akan menghasilkan efek domino pada puluhan proses lainnya, yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan satu sama lain. 
Sudah saatnya kita semua perlu memahami konsep erosi tanah, dan memulai konservasi tanah & pengendalian erosi. Kita sudah memiliki masalah perubahan iklim dan pemanasan global, tentunya tidak ingin menambah masalah lain lagi.
















BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
            Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan pengamatan secara langsung yaitu berusaha mengungkapkan kajian tentang keadaan tanah atau kerusakan lahan yang terjadi di desa Meunasah Dayah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.
Paradikma Pendekatan Survei Lapangan Adalah :
1.      Realita
2.      Peneliti menjadi bagian dari subjek penelitian,
3.      Peneliti berinteraksi dengan objek yang diteliti, dan
4.      Pemahaman dan penjelasan secara empati.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015 di desa Meunasah Dayah  kecamatan Kota Juang kabupaten Bireuen.

3.3 Alat dan Bahan
1.      Kamera
2.      Buku
3.      Alat Tulis
3.4 Teknik dan Instrumen pengumpulan Data
Untuk melakukan evaluasi lahan baik dengan menggunakan pendekatan dua tahapan maupun pendekatan paralel perlu didahului dengan konsultasi awal. Konsultasi awal ini untuk menentukan tujuan dari evaluasi yang akan dilakukan, data apa yang diperlukan dan asumsi-asumsinya yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam penilaian. Evaluasi lahan yang akan dilakukan tergantung dari tujuannya yang harus didukung oleh ketersediaan data dan informasi sumber daya lahan.
Pelaksanaan Evaluasi lahan dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tingkat tinjau skala 1:250.000 atau lebih kecil; semi detil skala 1:25.000 sampai 50.000; dan detil skala 10.000 sampai 25.000 atau lebih besar. Jenis, jumlah, dan kualitas data yang dihasilkan dari ketiga tingkat pemetaan tersebut bervariasi, sehingga penyajian hasil evaluasi lahan ditetapkan sebagai berikut: pada tingkat tinjau dinyatakan dalam ordo, tingkat semi detil dalam kelas/subkelas, dan pada tingkat detil dinyatakan dalam subkelas/subunit. Petunjuk Teknis ini disarankan dipakai terutama untuk tingkat pemetaan semi detil.
Pada prinsipnya penilaian kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara mencocokkan (matching) data tanah dan fisik lingkungan dengan tabel rating kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan lahan mencakup persyaratan tumbuh/hidup komoditas pertanian yang bersangkutan, pengelolaan dan konservasi. Kriteria kelas kesuaian lahan untuk 112 jenis komoditas pertanian yang berbasis lahan disajikan pada Lampiran 1–6. Pada proses matching hukum minimum dipakai untuk menentukan faktor pembatas yang akan menentukan kelas dan subkelas kesesuaian lahannya. Dalam penilaian kesesuaian lahan perlu ditetapkan dalam keadaan aktual (kesesuaian lahan aktual) atau keadaan potensial (kesesuaian lahan potensial). Keadaan potensial dicapai setelah dilaksanakan usaha-usaha perbaikan
(Improvement = I) terhadap masing-masing faktor pembatas untuk mencapai keadaan potensial.
3.4.1 Alat Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan melalui survei lapangan dan dokumentasi, camera yang telah disediakan sebelumnya. Sedangkan data yang lainya dikumpulkan dari dokumen atau artikel yang berkaitan dengan penelitian yang di ambil dari buku dan di internet.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Agar data yang relevan dapat terkumpul, maka dalam penelitian ini saya mempergunakan teknik sebagai berikut:
·      Observasi
Observasi dapat diartikan memperhatikan sesuatu dengan mata telanjang. Kegiatan observasi dan pengamatan langsung ke lapangan dengan menggunakan metode ilmiah.





3.5 Teknik Menjamin Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik yang dikemukakan oleh Maleong, (2001), yaitu :
1.      Perpanjangan keikutsertaan
2.      Ketekunan Pengamatan
3.      Triangulasi
Metode yang digunakan dalam triangulasi ini antara lain :
1.      Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
2.      Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara
3.      Melakukan perbandingan dengan lingkungan sekitar
4.      Membandingkan hasil survei lapangan  dengan teori
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan berupa data kualitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan dengan   cara:
1.      Reduksi merupakan bagian dari pengolahan yang meliputi proses pemilahan survei, pengabstrakan surve dan transformasi surve  yang muncul dari catatan yang ada atau hasil yang ada.
2.      Penyajian hasil surve yang dijadikan sebagai informasi yang tersusun dan meberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajiannya dalam bentuk naratif, bagan dan grafik.
3.      Menarik kesimpulan atau verifikasi dari apa yang telah disusun berdasarkan perolehan dari surve lapangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
                                                            
Desa Mns Dayah merupakan sebuah desa yang ada di kecamatan kota juang kebupaten Bireuen, mayoritas penduduk didaerah ini adalah bekerja sebagai petani ini dilihat dari banyaknya persawahan dan perkebunan di daerah ini.
Batas daerah ini adalah:
Sebelah utara berbatasan dengan desa Mns Blang.
Sebelah selatan berbatasan dengan desa Mns Tgk Di Gadong.
Sebelah timur berbatasan dengan desa Mns Capa.
Sebelah barat berbatasan dengan desa Cot Keutapang.

4.1 Pembahasan
            Penyebab terjadinya erosi di desa Mns Dayah adalah karena faktor aliran, Aliran yang sangat berpengaruh terhadap erosi yang terjadi dilahan adalah aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi sewaktu butir-butir air hujan dengan gaya kinetiknya jatuh diatas permukaan tanah dan memecahkan agregat-agregat tanah menjadi partikel yang lebih kecil. Partikel tersebut mengikuti infiltrasi lalu menyumbat pori-pori tanah. Akibatnya apabila hujan semakin deras maka akan terbentuk aliran permukaan dengan jumlah dan kecepatan tertentu. Lahan yang ada di desa Mns Dayah termasuk kedalam lahan dengan bahaya erosi kelas 1 tergolong rendah, menyebar dengan luas pada bergai kondisi lereng, mulai dari 0% sampai lebih dari 40%. Penggunaan lahannya berupa sawah irigasi, sawah tadah hujan, semak belukar, kebun campuran dan hutan. Rendahnya bahaya erosi selain karena kemiringan lereng rendah, juga karna teknik konservasi berupa teras telah di terapkan petani disini pada lahan yang berlereng.

















BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi lahan untuk bermacam-macam alternatif penggunaan. Evaluasi kesesuaian lahan sangat fleksibel, tergantung pada keperluan kondisi wilayah yang hendak dievaluasi. Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan terhadap lahan akan memberikan gambaran tentang penggunaan lahan secara optimal guna meningkatkan produktivitas lahan khususnya evaluasi lahan terhadap pembudidayaan tanaman duku (Abdullah, 1993).
Tujuan dari evaluasi lahan adalah untuk menentukan nilai suatu lahan untuk tujuan tertentu.Usaha ini dapat dikatakan melakukan usaha klasifikasi teknis suatu daerah (Sinulingga, 2003).
Fungsi evaluasi sumberdaya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.
Manfaat dari evaluasi sumberdaya lahan adalah untuk menilai kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan. Hal ini penting terutama apabila perubahan penggunaan lahan tersebut diharapkan akan menyebabkan perubahan-perubahan besar terhadap keadaan lingkungannya.
Evaluasi kesesuian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu (Sitorus, 1998).  Menurut Husein (1981), evaluasi lahan adalah usaha untuk mengelompokkan tanah-tanah tertentu sesuai dengan kebutuhan tanaman.  Kelas kesesuian lahan untuk suatu areal dapat berbeda tergantung dari penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.
Ada tiga metode pendekatan yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan yaitu dengan pendekatan pembatas, parametrik dan kombinasi pendekatan pembatas dan parametrik.

B.     Saran
Untuk dapat menggambarkan tingkat kesesuaian lahan dalam penggunaannya dan untuk mengelompokan tanah-tanah tersebut perlu melakukan evaluasi lahan, agar dalam pengolahan tidak mengalami banyak hamabatan. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena kurangnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran agar pembuatan makalah kedepan bisa lebih baik.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

About

Powered by Blogger.